Jung Jawa 'Kapal Perang' Bukti Perkasanya Nusantara Kita Dulu

Iklan Semua Halaman

#twitter

Jung Jawa 'Kapal Perang' Bukti Perkasanya Nusantara Kita Dulu

Admin
Monday, May 20, 2024

 



"Nenek moyangku orang pelaut" memang bukan sekedar adagium tanpa bukti. Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa Nusantara adalah pelaut2 tangguh. Keberanian mengarungi lbh dari sepertiga samudera di dunia telah di jelajahi oleh pelaut2 kita jauh sebelum bangsa Eropa menemukan jalan laut menuju Cina. Teknologi perkapalan, kemampuan navigasi dan akurasi sistem kartografi (pemetaan laut) tidak kalah canggih bahkan mengungguli teknologi nautika bangsa Eropa.

Demikianlah kisi2 nya:

1. Jenis kapal dan perahu Nusantara sangat beragam. Baik dari sisi ukuran, disain bentuk, fungsi, kecepatan berlayar dan estetikanya. Kita mengenal nomenkkatur2_kapal: perahu bercadik, lancang, kora-kora, phinisi, jung, gale-gale, sampan, dll. Semuanya khas Nusantara dan Austronesia (kebudayaan bangsa2 laut Selatan).

2. Peneliti Cina baru2 ini menyimpulkan bahwa fosil kapal yg ditemukan di gunung Jedi (yg ditengarai sbg kapal Nabi Nuh) terbuat dari kayu jati Jawa.




3. Sebuah fosil perahu yg ditemukan di Punjulharjo, Rembang Jawa Tengah pada th 2009 menurut uji C14 (carbon dating) berasal dari abad ke 7 masehi (th 600an masehi). Disain dan konstruksi perahu tsb tergolong sangat canggih utk ukuran zamannya. Kayu2 pada lambung direkatkan dg tali ijuk dan tonjolan2 pasak/pin yg saling mengunci (seperti permainan lego saat ini). Sedangkan lengkungannya menggunakan gading gajah. Sungguh sangat luar biasa!

4. Jung Jawa adalah semacam "kapal induk" kuno dg 4 tiang layar yg ukurannya setara dg 2 kali jung Cina dan hampir 4 kali kapal2 Eropa. Jung jenis ini bobotnya bs mencapai 600 - 1000 ton. Tome Pires dlm Suma Oriental menulis bahwa kapal Portugis di Malaka (th 1511) "Anunciada" bahkan sama sekali tdk menyerupai sebuah kapal bila disandingkan dg Jung Jawa yg sangat besar.

5. Kapal (jung) perang Jawa konstruksinya sangat kokoh. Lambungnya mampu menahan serangan meriam Portugis. Jung perang ini jg dipersenjatai dg meriam dan cetbang. Namun kelemahan -- karena ukurannya terlalu bsr -- jung
 ini adalah gerakannya lambat, tdk lincah seperti kapal2 Eropa. Kesultanan Demak dipimpin oleh Pati Unus menggunakan jung jenis ini utk menyerang/merebut Malaka dari tangan Portugis pada th 1513. Gubernur Alfonso de Albuquerque & Tome Pires menyaksikan sendiri kehebatan armada Jawa tsb.

6. Kata 'jung" secara etimologis berasal dari bhs Jawa Kuno "JONG" yg berarti kapal besar (merujuk pada prasasti Jawa Kuno abad ke 9). Selain itu istilah jung jg terdapat dlm bhs Cina "jun" dan bhs Portugis "Junco" dan bhs Italia "zonchi"

7. Dlm bidang nautika kartografi (peta pelayaran), para pelaut Jawa ternyata sdh memiliki peta jalur pelayaran yg bergaris2. Bahkan pada awal abad ke 16 (th 1500an) pelaut2 Jawa sdh membuat peta pelayaran dari Nusantara ke Madagaskar, Australia bahkan sampai Brazilia. Hal ini sungguh mencengangkan laksamana2 Eropa. Suma Oriental mencatat bahwa Alfonso de Albuquerque pernah menyerahkan peta beraksara Jawa tsb kpd Raja Portugal.

8. Dlm teknologi navigasi, ternyata kapal2 Jawa/Nusantara telah mengenal kompas dan Astrolobe (alat pengukur derajat ketinggian matahari di laut) sebelum kedatangan bangsa Eropa. Pelaut Jawa mengenal teknologi ini dari bangsa Cina, Arab dan Persia semenjak abad ke 13. Namun mareka jarang menggunakan. Karena orang Jawa/Nusantara lbh suka merespon keseimbangan kosmos sbg pedoman arah mereka. Angin, matahari, rasi bintang, burung2 camar, ikan laut, dll.

9. J. Noorduyn memberitakan bahwa lontara bilang (Makasar) dan sure' bilang (Bugis) mencatat bahwa orang membuat/memakai kompas pertama pada th 1303 dan meriam dibuat/dipakai pertama kali pada th 1380. Yg membawa & memperkenalkan teknologi tsb di Makasar adalah diduga orang2 Majapahit, orang Arab, orang Persia, orang Keling dan orang Cina.

10. Ludovico di Vartema pada th 1506 mencatat bahwa dlm pelayaran dari Kalimantan ke Jawa, pelaut2 pribumi sdh menggunakan kompas & peta pelayaran.

11. Mualim kapal Ibnu Majid yg mengantarkan Vasco da Gama ke Afrika dan Kalikut sama sekali tdk merasa heran dipameri alat2 nautika canggih oleh pelaut2 Portugis. Itu dianggap sdh biasa.

12.  Laksamana Steven van der Haghen pernah mendatangkan ratusan kompas dari Belanda utk  dijual kpd org pribumi di Jawa. Namun org Jawa tdk merasa kagum dan tertarik karena org Jawa lbh suka menggunakan metode keseimbangan kosmos utk memandunya berlayar.

13. Galangan kapal terbesar dan paling terkenal di Asia Tenggara terdapat di Jepara dan Lasem. Selain itu ada jg galangan lain yg lbh kcl yaitu di kep. Kei Maluku. Gubernur Malaka Alfonso de Albuquerque pernah menyewa 60 org tukang kayu dan arsitek kapal dari Jawa urk dipekerjakan di Malaka.



14. Kebesaran dan kejayaan kapal2 (jung) Jawa tsb akhirnya berangaur2 musnah pasca berkuasanya VOC Belanda dan Sultan Agung (penguasa Mataram Islam) gagal membebaskan Batavia dari tangan VOC dlm 2 kali serangan (1628 & 1629). VOC kemudian melebarkan kekuasaannya merebut beberapa wilayah Mataram. Pada th 1677, tercatat bahwa orang2 Jawa sd tdk memiliki galangan kapal besar lg. Galangan2 kapal di Jepara, Lasem dan Kei kemudian direbut oleh VOC. Dari sisi internal, kebijakan penguasa Mataram yg akhirnya lbh mementingkan kultur agraris (orientasi gunung di pedalaman Jawa) telah melemahkan naluri maritim (berrorientasi samudera) bangsa Jawa. Akhirnya runtuhlah kebudayaan bercorak agraris-maritim yg dibangun bangsa Jawa semenjak masa kerajaan Singhasari, Majapahit dan kesultanan Demak.

Sumber : Kolom Sejarah